Pncokusumo, Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan yang berhaluan moderat memiliki karakter moderat dalam hidup bermasyarakat. Karakter moderat (tawasshut), toleran (tasamuh) dan harmoni (tawazun) ini menjadi pedoman dalam berpikir dan bertindak warga Nahdlatul Ulama di berbagai tingkatan.
Salah satu karakter yang menunjukkan sikap moderatisme warga NU ini ditunjukkan dengan sikap menghindari sikap fanatisme dan ekstrim baik ekstrim kanan dan ekstrim kiri. Hal ini disampaikan Ustadz Khoirul Hafidz Fanani dalam Halaqah Aswaja yang diselenggarakan di Kantor MWC NU Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang (24/4) kemarin.
“NU tak Menerima fanatisme, tak ada konsepnya dalam NU.” Katanya di hadapan sekitar lebih dari 100 hadirin.
Lebih jauh lagi Ustadz Hafidz menjelaskan bahwa karena NU tak menerima konsep fanatisme, maka NU tidak pernah mengkafir-kafirkan dan memunafiq-munafiq-kan orang lain.
“Kita bilang bahwa kita yang benar dan masuk surga, tapi tidak mengecap mereka sebagai penghuni neraka.” Tambahnya disambut tepuk tangan para hadirin.
Acara yang diselenggarakan Lembaga Dakwan Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Malang mengangkat tema “Indahnya Beraswaja”. Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatu Ulama (MWCNU) Kecamatan Poncokusumo, Pakis, Tumpang dan Kecamatan Wajak. Hadir pula dalam halaqah ini para Kiai dan Ulama setempat, Ketua PCNU Kabupaten Malang Umar Usman dan beberapa pengurus LDNU Kabupaten Malang.
Komentar
Posting Komentar